Pradiklat Rock Climbing angkatan 24 ke Klapa nunggal, Citeureup
Perjalanan Pra diklat Rock Climbing angkatan 24 ke Kelapa Nunggal, Citeureup
Kali ini Harsha Pratala mengadakan pradiklat Rock Climbing,
perjalanan ini merupakan pradiklat yang kedua untuk para calon anggota. Setelah
mengadakan beberapa kali materi kelas dan sekarang waktunya untuk para calon
anggota untuk mengimplementasikannya di alam, tepatnya ditebing Ciampea, Bogor.
Yang didampingi oleh para anggota diantaranya, Vicky (HP-106), Nicky (HP-089),
Yudhy (HP-098), Hamzah (HP-099), Aldi (HP-100), Ditta (HP-102), Ikrom (HP-107),
Wiwin (HP-108), Pieter (HP-109), Harist (HP-110), Maya (HP-111), Dian (HP-112).
Sabtu,27 Oktober 2012,
Pukul 13.00 WIB kesembilan calon anggota
berangkat dengan kloter yang berbeda, dimana 6 orang pertama (Alwan, Zaka, Ain,
Arul, Hilda, Rafi) berangkat dengan menggunakan kereta dan ketiga lainnya (Amel,
Dian, Ferdi) berangkat dengan menggunakan angkutan umum pada pukul 19.00 WIB
karena ada suatu keperluan.
Setibanya kami di tempat tujuan pada pukul 15.00
WIB mereka calon anggota diberi sedikit materi sedangkan beberapa anggota
mengurusperizinan. Setelah menunggu cukup lama untuk perizinan, ada sedikit
masalah dimana salah satu oknum pemberi izin saling melempar tanggung jawab
atas izin tempat. Dan terjadilah
kesalahpahaman yang akhirnya kami tidak diizinkan untuk melakukan kegiatan ditebing
tersebut. Setelah mengetahui hal tersebut anggota kami (Hamzah, Aldi, Ikrom,
Harist) langsung berunding dan membuat suatu keputusan dimana tempat akan
dialihkan ke lokasi yang lain di Kelapa Nunggal, Citeureup-Bogor.
Pukul 21.00 WIB kami tiba di kantor polisi
Jonggol beserta 3 calon anggota yang menyusul dan langsung bergegas menuju
lokasi pemanjatan dengan menumpang truk batu. Sesampainya dilokasi, para
anggota langsung mendirikan tenda dan para calon anggota membuat bivouc buatan
dengan menggunakan terpal. Mengingat waktu yang semakin larut, ketua HP (Ikrom
HP-107) menginstruksikan para calon anggota untuk segera makan malam dan istirahat
agar mempunyai banyak tenaga untuk memanjat esok hari.
Minggu 28 Oktober 2012,
Pukul
06.00 WIB saat mentari mulai terbit menampakkan sinar cahayanya, kami sudah
siap sarapan dan melakukan aktivitas hari ini. Dimulai dengan pengenalan
alat-alat dan perlengkapan Rock Climbing serta pengenalan medan dimana tebing
Ciampea cocok untuk grade pemula, disamping itu dua anggota kami (Hamzah dan
Aldi) memasang angkor (pengaman yang dipasang didinding tebing).
Pukul 08.00 WIB setelah semua pengaman siap
terpasang, akhirnya kami memulainya dengan materi pemanjatan dan belayer (orang
yang memback up pemanjatan) oleh calon anggota. Dengan penuh kehati-hatian,
mereka secara bergantian mulai mencoba memanjat tebing sebanyak 2 kali. Setelah
semua mencoba kami masuk ke materi kedua, yaitu prusiking (menaiki tebing secara vertikal dibantu dengan seutas
tali prusik yang berfungsi 1 tali untuk pijakan dan 1 tali untuk memanjat). Pada
saat melakukan materi ini, terdapat kendala. Salah satu calon anggota (Dian)
tiba-tiba pingsan dikarenakan tersangkut ditengah-tengah tali dan ia kehabisan
tenaga dicampur dengan panik dan panasnya terik matahari. Akhirnya anggota kami
yang merupakan salah satu atlet pemanjat nasional (Hamzah HP 099) menjadi
rescue dengan segala tekhnik dan pengalaman yang ia punya, dan Dalam waktu yang
singkat, masalah ini pun tertangani.
Waktu menunjukkan pukul 13.00 WIB, kami memutuskan
untuk beristirahat dan makan siang sebelum memasuki materi yang terakhirsampailah
kita pada materi yang terakhir, yaitu rafling
(tekhnik menuruni ketinggian dengan bantuan tali). Dimateri ini cukup menguji
adrenalin karena harus menuruni tebing yang tinggi, hal itu terlihat dari raut wajah para calon anggota
yang tegang.
Tak terasa senja pun menjelang, seakan menjadi
pertanda untuk mengakhiri aktivitas kami. Kemudian alat-alat pemanjat dan
angkor (pengaman yang dipasang didinding tebing) pun dilepas. Para anggota dan
calon anggota Harsha Pratala bersiap-siap dan melakukan pengecekan terhadap
alat-alat yang terpakai agar tidak ada yang tertinggal ataupun hilang.
Pada pukul 16.00 WIB kami bergegas pulang ke
STEKPI, setibanya di STEKPI para anggota dan calon anggota langsung membereskan
dan merapihkan alat-alat ke lemari logistik. Kemudian dilanjutkan dengan
evaluasi perjalanan. Pukul 20.30 WIB evaluasi pun selesai dan ditutup dengan
rasa syukur yang amat tinggi kepada sang pencipta dimana ia telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk menikmati salah satu jenis karyanya dimuka bumi.
Komentar
Posting Komentar