Mahasiswa Universitas Trilogi Pacu Adrenalin Lewat Arung Jeram
Teks: Pelita Online | Foto: Dok. Universitas Trilogi
KAMPUS yang terletak tidak jauh dari Taman Makam Pahlawan Kalibata ini sebelumnya, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi dan Perbankan Indonesia (STEKPI). Didirikan pada tahun 1988 dan dimotori oleh Prof Haryono Suyono, Dr. Subiyakto Tjakrawardaya dan Nazarudin Umar. Kemudian pada tahun 2011 STEKPI berubah menjadi Universitas Trilogi. Namun meskipun berubah nama namun berbagai kegiatan mahasiswa kolompok pencinta alam Univesitas Trilogi tetap jalan terus. “Kolompok pencinta alam ini sudah ada sejak tahun 1989 dan terbagi menjadi beberapa bagian misalnya kelompok Rafting atau Arung Jeram, Gunung Hutan dan Penelusuran Goa,“ ujar Ketua Umum Pencinta Alam, Ikrom Fajar Ilahi (20) pada PelitaOnline disela-sela kegiatan. Pada Minggu (9/6/2013) peserta yang ikut pada olahraga Adrenalin ini semuanya berjumlah 70 orang dan dibagi menjadi 2 Trip. Dimana trip pertama turun pada pukul 10.30 Wib dan kemudian begantian dengan Trip yang kedua hingga menjelang petang. | ||
Kegiatan ini terus diperkenalkan pada mahasiswa dan kalangan umum yang mencintai keaslian alam Indonesia karena kondisinya sekarang sudah mengkhwatirkan akibat ulah pihak yang tidak bertangung jawab. “Inilah yang menjadi tujuan kami, selain refresing juga menjaga kelestarian lingkungan, serta menciptakan persaudaraan diantara sesama,“ kata Ikrom. Kelompok pencinta alam ini sudah memiliki anggotanya 114 orang. Kegiatan ini rutin diadakan setelah menyelesaikan UAS dengan meluapkan kegiatan yang positif yakni lewat refresing. Menurut Ikram, manfaat yang dapat diambil dalam Arung Jeram, yakni bisa menciptakan kekompakkan, menjalin persaudaraan. Rasa persauadaraan akan terasa ketika sedang berada dalam posisi perahu yang berbahaya. Sementara itu Aldi Fadila (22), Mahasiswa Trilogi yang menjadi salah satu peserta juga mengatakan dari kegiatan ini juga mereka memantau kondisi alam dan berharap pada pihak-pihak lain untuk menjaga kelestarian lingkungan serta membuat regulasi untuk lingkungan. “Limbah tetap menjadi perhatian pencinta alam sehingga tidak berdampak buruk bagi kelangsungan makhluk hidup di sekitanya," tandas Aldi Mahasiswa Semester 7.Disamping itu Pilun (37) adalah seorang Instruktur dan tentu lebih mengetahui lintasan yang dilalui sepanjang 12 km, star dari lebak Lanca Bungur, Bogor hingga tambang pasir dan membutuhkan waktu hanya sejam lebih. “Jadi menemui lokasi Jeram yang berbahaya ketika di pertengahan dan kita harus berinisiatif bagaimana cara kita bermanuver," jelasnya. (pendidikan-iptek.pelitaonline.com, 10 Juni 2013). sumber: http://www.universitas-trilogi.ac.id/index.php/news-and-events?start=28 |
Komentar
Posting Komentar