PRINSIP, TAHAPAN DIKLAT DAN TAHAPAN KEDEWASAAN ANGGOTA




PRINSIP,
TAHAPAN DIKLAT
DAN TAHAPAN
KEDEWASAAN
ANGGOTA


Tahun 1993 sistem penerimaan calon anggota mengalami perubahan dari model poin perjalanan menjadi sistem Diklat (pendidikan dan Latihan) . Penerimaaan cara mahasiswa yang di lengkapi dengan diktat, materi kelas dan di akhiri dengan latihan lapangan selama beberapa hari (Study Camp)

PRINSIP DIKLAT

Di Harsha Pratala, kami berprinsip bahwa guru yang terbaik adalah alam itu sendiri. Alam akan mengeluarkan seluruh potensi yang dimiliki seorang individu. Karena itu metode pendidikan terbaik adalah dengan mendorong anggota untuk berhadapan, berinteraksi dengan alam secara langsung. Berdasarkan hal tersebut, maka metode pendidikan yang ditempuh adalah mendorong anggota untuk “bermain” di alam bebas, sesuai dengan tahapan pengetahuan dan ketrampilan yang dimilikinya.

TAHAPAN DIKLAT

Dalam menyusun pendidikannya, HP memahami perkembangan anggota dalam 4 tahapan berikut ini:
I. Awal/Awam;
II. Aktif;
III. Heroik; dan
IV. Aktualisasi.

Tahap Awam dicirikan oleh belum adanya minat kepada kegiatan kepencinta alaman, atau belum peduli dengan isu mengenai alam. Pada tahap ini, individu diasumsikan tidak memiliki ketrampilan yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan alam bebas secara aman dan efisien. Dengan orientasi, individu yang berada di tahap Awam diharapkan dapat berkembang menjadi Aktif.

Tahap Aktif, dicirikan dengan mulai tertariknya individu kepada isu lingkungan/pelaksanaan kegiatan
kepencinta alaman, namun belum dapat melakukan kegiatan kepencinta alaman secara mandiri. Tahap Heroik, dicirikan dengan terciptanya hubungan yang kuat antara induvidu dengan pelaksanaan kegiatan, dan individu telah mampu melaksanakan kegiatan secara mandiri.

Tahap Aktualisasi, dicirikan dengan individu memiliki hubungan yang kuat dengan lingkungan dan alam (bukan hanya dengan pelaksanaan kegiatan alam bebasnya), serta mampu mengelola kegiatan kepencinta alaman dan menyelaraskan pelaksanaan kegiatan dengan tujuan lain yang lebih luas/tinggi, misalnya dengan tujuan almamater dan masyarakat.

Pencapaian tahapan-tahapan kedewasaan anggota ini tidak lepas tahap perkuliahan anggota tersebut berada. Hal ini karena sebuah pelaksanaan kegiatan UKM tidak lepas dari kurikulum/sistem pengembangan kemahasiswaan milik perguruan tinggi yang menjadi payungnya.

Bagi HP, tahapan Awam ini biasanya dimiliki oleh individu yang baru mengetahui mengenai HP, memiliki ketertarikan kepada kegiatan HP, namun belum mendaftar sebagai calon anggota. Kami menyebut mereka Simpatisan. Simpatisan biasanya berawal dari Bursa UKM yang diselenggarakan dalam masa Orientasi Studi yang dilakukan oleh Kampus, di Semester I. Beberapa Simpatisan yang kemudian aktif terlibat dalam kegiatan-kegiatan orientasi calon anggota (kegiatan-kegiatan ringan dan fun di alam bebas), kemudian biasanya mengarah ke tahap Aktif, dimana minat dan ketertarikan kepada alam mulai muncul lebih dalam lagi. Pada tahapan ini, Simpatisan dapat mendaftar sebagai Calon Anggota dan kemudian mengikuti tahapan Pendidikan Dasar yang diselenggarakan oleh Badan
Diklat HP. Calon Anggota yang lulus dari Pendidikan Dasar akan dilantik menjadi Anggota Muda. Hasil Pendidikan Dasar, diharapkan dapat membawa Calon Anggota ke tahapan yang Aktif, dimana minat dan ketertarikan dikonfirmasi oleh serangkaian tugas dan pendidikan. 

Dalam tahap Anggota Muda, individu diberikan pilihan untuk melakukan peminatan, pada bidang apa ia ingin melakukan pendalaman/spesialisasi. Pilihan peminatan yang ada adalah (1) Gunung Hutan, (2) Rock Climbing, (3) Caving, (4) Arung Jeram dan kegiatan perairan lainnya, dan (5) Lingkungan. Dalam tahapan ini, Anggota Muda difasilitasi dan dilatih untuk menguasai kompetensi (pengetahuan, ketrampilan, kondisi fisik, dan sikap) untuk melaksanakan kegiatan secara aman, mandiri, dan mengho rmati kode etik kegiatannya. Hasil tahap ini diharapkan menciptakan individu yang berada dalam tahapan Heroik.



Tahap Heroik adalah tahap yang paling menantang dimana Anggota Muda (AM) sudah memiliki pengetahuan yang cukup dan kemampuan fisik yang menunjang untuk melakukan seluruh kegiatan alam bebas secara aman, efektif, efisien, dan mandiri. Pada tahapan ini AM dapat dengan percaya diri melakukan perjalanan/kegiatan ke alam bebas. Saking percaya dirinya, kadang muncul sikap gegabah dan “menantang” alam. Pada tahapan ini proses pendidikan harus diarahkan pada pembentukan sikap dan penghargaan kepada alam, kepada sesama hidup, mengantisipasi resiko, dan keselamatan peserta lain. Kombinasi ini diharapkan membuka kesempatan peserta untuk menemui kelemahan dirinya, se hingga menjadi lebih mengenal dirinya , mengenal alam, dan menghargai penciptaannya.

Anggota Muda, biasanya mencapai masa pelantikan menjadi Anggota Penuh pada tahapan heroik ini.
Dalam kapasitas anggota penuh, anggota harus turut melaksanakan pengabdian, yaitu ikut menjalankan roda organisasi HP. Dalam tahapan ini, anggota kemudian secara bertahap berubah, masuk ke tahapan Integrasi.


DIKLAT 1992


DIKLAT 1993


DIKLAT 1994


 DIKLAT 1995


DIKLAT 1997


DIKLAT 1998


DIKLAT 1999


DIKLAT 2000


DIKLAT 2001


DIKLAT 2002


DIKLAT 2003


DIKLAT 2005


DIKLAT 2006


DIKLAT 2008


DIKLAT 2009


DIKLAT 2010


DIKLAT 2011


DIKLAT 2012


DIKLAT 2013





Diklat tentu tidak asing bagi para penggiat alam terbuka. Diklat adalah sebuah proses yang harusnya di jalani bagi penerus sebuah organisasi penggiat alam bebas. Utamanya memang Diklat ini adalah sebuah kegiatan transformasi pendidikan dan latihan, Tapi nih! kalo ngomongin Diklat emang menarik!. Semenarik ketika indera penglihatan para anggota yang semangat- semangatnya berburu para calon siswa dari para mahasiswa baru yang kece- kece pas lg ada acara promosi kegiatan mahasiswa di kampus yang biasanya diadakan pada saat orientasi kampus, kami para anggota mengeluarkan rayuan-rayuan yang intinya mengajak mereka untuk gabung bersama kita di HP. 

Keseruan yang selanjutnya ada pada pelaksanaan kegiatan ini. Keseruan yang kami rasakan ini baru timbul pada saat kami sudah menjadi anggota dan telah melewati proses Diklat itu dan menjabat sebagai pengurus yang merancang kegiatan ini. Dimulai dari pelaksanaan teorinya sampe prakteknya nanti dilapangan. Belum lagi di kegiatan pra-nya yang berembuk buat nentuin sistem yang akan dicapai, nentuin perjalanan-perjalanan apa saja dan kemana saja, serta segudang detail menyangkut persiapan instruktur dan perlengkapan caang yang bejibun. Hal itu semuanya dipikirkan dan dirembukkan bersama-sama oleh BPH. Perbedaan pendapat serta perang argumentasi jadi hal yang sangat menarik disini.

Tentu tidak melulu aktifitas penerimaan anggota baru, ada hal lain yang menjadi sebuah kerinduan dan sayang untuk terlewatkan. Keseruan dalam hal lainnya yang tentu ditunggu-tunggu oleh seluruh anggota adalah tradisi ini sudah dijadikan rutinitas ajang reuni anggota-anggota senior HP buat kumpul lagi, bisa dimaklumi kepenasarannya terutama menyambut kedatangan adik-adik barunya di HP serta kerinduan mereka yang dahulunya pernah mengalami susah payahnya melewati proses diklat itu.






Melatih naluri untuk menghasilkan
Nurani yang selaras
dan sejiwa dengan Kodrat
- Beni Alam Udi HP-002 -

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENELUSURI PERUT BUMI, GOA CIKENCENG (Divisi Caving)

Spesialisasi Penelusuran Gua (Caving) Anggota Muda Harsha Pratala Angkatan 28

Penyakit berbahaya di gunung