Evakuasi Banjir Oleh Harsha Pratala
Untuk kesekian kalinya, wilayah Jakarta kembali dilanda banjir. Rabu (16/1/2013),
banjir melanda sejumlah wilayah Jakarta, termasuk juga di lingkungan Kecamatan Cililitan Kelurahan Condet. Hujan
yang mengguyur selama beberapa hari dan luasnya cakupan wilayah banjir membuat
beberapa kalangan membandingkan banjir kali ini dengan banjir tahun 2007. Jika
dilihat dari sisi meteorologis, kedua banjir itu sebanding? Kepala
Pusat Meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)
Mulyono Prabowo mengatakan bahwa dilihat dari curah hujannya, sebenarnya curah
hujan pada Januari 2013 lebih rendah dibandingkan pada Januari-Februari 2007.
Untuk curah hujan bulan ini, misalnya, Mulyono mengatakan, "Intensitas hujan beberapa
daerah rendah, seperti di Parung hanya 20 mm. Sementara di wilayah lain curah
hujan tinggi, seperti Kedoya 125 mm dan Cengkareng 103 mm.” Sementara
itu, dua hari lalu, curah hujan di Jabodetabek rata-rata selama dua hari lalu
sebesar 40-100 mm. Tertinggi, curah hujan terjadi di Puncak dan Bogor sebesar
100 mm, sementara di Cengkareng 80 mm. Sebagai perbandingan, curah hujan pada
2007 lalu mencapai 340 mm. Dari sisi cakupan wilayah yang hujan, banjir 2007 dan 2013 juga
berbeda. Mulyono menuturkan, "Saat ini, hujan terjadi secara merata di
Jabodetabek. Jadi, volume airnya besar. Tahun 2007, hujan besar terkonsentrasi
pada satu wilayah.” Mulyono mengatakan, banjir tidak hanya dipicu oleh faktor
meteorologis, tetapi juga penataan ruang, pendangkalan sungai, dan sebagainya.
Jadi, banjir tidak bisa serta-merta dikaitkan dengan faktor cuaca.
Harsha Pratala sebagai organisasi yang bergiat di Alam menyadari bahwa
bencana yang tengah terjadi adalah tanggung jawab kita bersama, dan merupakan
panggilan bagi kami untuk terjun dan mengabdikan diri kepada masyarakat sesuai
dengan kemampuan serta ilmu yang kita miliki dan sesuai Tri Dharma Perguruan
Tinggi.
Dari situlah kami termotivasi dan tergerak untuk menjadi Penggiat Alam
yang peduli di dalam lingkungannya, yaitu kota Jakarta. Oke…!!! Sedikit kami
ceritakan aktivitas kita dimusim hujan ini, semoga bermanfaat dan menjadi acuan
anda untuk ikut peduli terhadap masalah yang
dihadapi lingkungan sekitar kita.
dihadapi lingkungan sekitar kita.
Sekitar tengah
bulan Januari lalu, tepatnya tanggal 16 Januari 2013 hampir
seluruh wilayah Jakarta mengalami musibah banjir, Tepatnya perumahan-perumahan
yang berada di sekitar sungai. Pada malam itu pukul 19.00 WIB kita mendapat laporan
bahwa rumah-rumah di pinggir kali ciliwung, jalan cililitan kecil (bawah jembatan layang
kalibata/ flyover) membutuhkan
bantuan evakuasi, karena banyak masyarakat yang terjebak didalam rumahnya yang
banjir. Dengan alat seadanya (life jacket dan
dayung) kita bergegas pergi ke TKP, dan disambut oleh ketua RT setempat yang
sedikit panik. Karena kita tidak mempunyai perahu untuk evakuasi, kita pergi ke
kantor POL PP untuk meminjam perahu
evakuasi.
Dengan delapan orang
anggota Harsha Pratala (HP)
yang turun saat itu dibantu ketua RT dan satu orang warga setempat
yang memang memiliki pengalaman evakuasi korban bencana, kita bergantian mengevakuasi masyarakat dari malam sekitar pukul 21.00
WIB sampai kira-kira tanggal 17 Januari 2013 pukul 03.00 WIB.
Saat
itu kita tidak merasakan lelah, mungkin yang kita rasakan adalah rasa semangat
yang membara, ironi memang, Tapi memang
kenyataan saat kita berhasil mengevakuasi masyarakat yang terjebak banjir,
timbullah rasa kepuasan dalam hati karena bisa membantu orang yang sedang membutuhkan.
Mungkin inilah yang disebut “second power”.
Yang kita dapat
dari sana adalah satu kebanggaan dalam diri, ilmu yang kita miliki dapat
bermanfaat untuk orang banyak! Viva HP!
Senin, tanggal 21 Januari
2013, HP kembali turun aksi untuk membantu korban banjir di daerah Pluit.
Disana seluruh MAPALA se-JABODETABEKA membuka posko peduli banjir. Dari mulai
mengevakuasi warga yang masih terjebak banjir dalam rumahnya, mengumpulkan dan
membagikan bantuan, posko kesehatan dll, dilakukan semua oleh MAPALA
se-JABODETABEKA.. suatu kebanggaan bagi kami menjadi
mahasiswa penggiat alam! Kekeluargaan
dan kekompakan yang ditunjukan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan.
“percuma
nongkrong-nongkrong di tempat-tempat high class, dan punya gudget canggih TAPI
minim kontribusi pada lingkungan. Karena hidup itu bukan tentang mereka dan
keluarganya saja! Masih ada alam, keadilan dan hal yang lebih besar lainnya!
Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan menjaga bumi ini….!!!!” (Ikrom Fajar
Ilahi HP-107)
Komentar
Posting Komentar