Operasional ke gunung Semeru
SUNRISE DI PUNCAK TERTINGGI PULAU JAWA,
MAHAMERU (3676 METER DIATAS PERMUKAAN LAUT)
Suatu
kepuasan dalam hati dan kebahagiaan yang tidak ternilai, saat kita bisa
berjuang dan mendapatkan hasil yang kita mau atas perjuangan tersebut. Inilah
catatan perjalanan yang sangat melekat dalam hati, sangat dibutuhkan perjuangan
ekstra dan memberikan pengalaman yang belum pernah didapatkan sebelumnya.
Pendakian
yang berjumlah 10 orang ini dimulai dari sekertariat Mahasiswa Pecinta Alam
STEKPI “HARSHA PRATALA” yang berada di Kalibata, Jakarta Selatan. Jalur
transportasi sekaligus biaya yang dikeluarkan untuk mengantarkan kita sampai
pos awal pendakian Gunung Semeru adalah:
Kalibata –
Stasiun Senen : nyarter angkot M16 berwarna biru
(3rb/org)
Stasiun
Senen – Stasiun Malang Kota : naik
kereta ekonomi bisnis (51rb/org)
Stasiun
Malang Kota – Pasar
tumpang : nyarter
mobil sedan (10rb/org)
Pasar
Tumpang – Ranu Pane
: nyarter Truck (25rb/org)
Ranu
Pane (pos 1) adalah pos awal pendakian,
tempat membuat dan menyerahkan perizinan maupun administrasi pendakian Gunung
Semeru. Disanalah juga kita mulai berjalan dan menopang semua peralatan
pendakian, dengan doa dan semangat, perjalanan dimulai!
Berjalan
setapak mengikuti jalur menuju puncak dan dikelilingi daratan-daratan tinggi
serta burung-burung yang terbang bebas mengikuti setiap langkah yang kita
lakukan. Terkadang terdengar suara percikan air sungai yang merupakan nyanyian
abadi dialam, sangat meneduhkan hati. Terus berjalan mengelilingi bukit-bikit
yang menjulang tinggi, pepohonan yang sangat rindang dan gurauan teman-teman
yang selalu menjaga semangat dalam pendakian.
Sekitar
4 jam perjalanan dari Ranu Pane, sampailah kita di danau yang berada diantara
bukit-bukit.Danau itu bernama Ranu Kumbolo (pos
2), danau yang berbentuk menyerupai
“love”, danau yang sangat dinantikan oleh para pendaki,dikarenakan indahnya pemandangan
bukit-bukit yang mengelilingi danau serta sejuknya udara danau yang membuat suasana sangat
nyaman
dan teduh, danau yang mempunyai air yang sangat dingin,
Dipinggir danau inilah kita membuka tenda dan bermalam. Didanau ini pula
sunrise dan sunset yang indah dan tidak akan terlewatkan!
Keesokan
harinya dilanjutkan pendakian menuju Kalimati (pos 3), sekitar 2
jam perjalanan dari Ranu Kumbolo. Disana sangat terlihat jelas puncak Mahameru
yang berdiri tegak. Terdapat padang rumput yang cukup luas dan terdapat sumber
air yang bernama “sumber mani”. Dikalimati kita membuka tenda kembali dan mengisi
tenaga dan beristirahat.
Sekitar
pukul 01.00 dini hari kita memulai pendakian ke puncak dari kalimati, dengan
udara yang sangat dingin dan dibawah terang bulan, pendakian memalui jalan
setapak dan melewati pos terakhir “Arcopodo”. Setelah melewati arcopodo,
sampailah kita pada track pendakian pasir dengan tingkat kemiringan 70 sampai
80 derajat. Di track inilah saat-saat pendakian yang sangat berat, dibutuhkan
fisik dan mental lebih. Setiap langkah naik yang kita injakan di pasir sangat
berat dan kadang pasir tersebut membawa kaki kita mundur kembali. Sangat
membutuhkan keseimbangan pula dalam pendakian tersebut, karena mudah sekali
kita terjatuh. Perjuangan yang sangat sulit pada malam itu, dengan
jurang-jurang yang setia menunggu di kanan-kiri jalur pendakian serta udara
yang sangat-teramat dingin terus menusuk-nusuk tubuh. Dengan kepala tertunduk
dan sesekali beristirahat, track pasir itu akan selalu setia menanti perjuangan
orang-orang yang mempunyai tekad kuat.. sekitar 4 jam perjalanan sampailah pada
puncak yang dinantikan!
Puncak
Mahameru! Langit yang masih sangat merah dan hembusan angin yang
membelaiku menjadi dingin, terus kupandangi matahari yang sedang keluar dari
awan-awan merah dari atas puncak tersebut. Langit-langit merah seperti
menyambutku sebelum munculnya sebagian bentuk Matahari, tak kulewatkan
sedetikpun kejadian itu serta kutancapkan bendera Sang Merah Putih di puncak
tertinggi di jawa tersebut. Terus kupandangi fenomena alam yang sangat
kunantikan. Setelah matahari sudah mulai jauh keatas, langit-langitpun menjadi
putih seperti lautan. Dan suara letusan-letusan perut gunung semeru yang
menambah kepuasan hati yang sangat mendalam. Sungguh tak percaya bisa
melewatkan dan mendapatkan pengalaman indah seperti ini.
Mahameru berikan damainya di dalam batu Arcapada!
Mahameru sebuah legenda tersisa, puncak abadi para dewa! Bersama sahabat
mencari damai, mengasah diri mengukir cinta! Mahameru sampaikan sejuta yang
kunanti! Mahameru basahi jiwaku yang kering!
Mahameru sadarkan angkuhnya manusia! Puncak abadi
para dewa!!!!
Komentar
Posting Komentar