Operasional ke gunung Semeru


SUNRISE DI PUNCAK TERTINGGI PULAU JAWA,
MAHAMERU (3676 METER DIATAS PERMUKAAN LAUT)


Suatu kepuasan dalam hati dan kebahagiaan yang tidak ternilai, saat kita bisa berjuang dan mendapatkan hasil yang kita mau atas perjuangan tersebut. Inilah catatan perjalanan yang sangat melekat dalam hati, sangat dibutuhkan perjuangan ekstra dan memberikan pengalaman yang belum pernah didapatkan sebelumnya.
Pendakian yang berjumlah 10 orang ini dimulai dari sekertariat Mahasiswa Pecinta Alam STEKPI “HARSHA PRATALA” yang berada di Kalibata, Jakarta Selatan. Jalur transportasi sekaligus biaya yang dikeluarkan untuk mengantarkan kita sampai pos awal pendakian Gunung Semeru adalah:

Kalibata – Stasiun Senen                 : nyarter angkot M16 berwarna biru (3rb/org)
Stasiun Senen – Stasiun Malang Kota       : naik kereta ekonomi bisnis (51rb/org)
Stasiun Malang Kota – Pasar tumpang          : nyarter mobil sedan (10rb/org)
Pasar Tumpang – Ranu Pane                       : nyarter Truck (25rb/org)



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgISQbfehzzJlxqHA0TQP-DyQnaaVZ1AnI3Vmpfvrc2ZDLgMsgxBU7ShjJinzLU9y0MkWw2femOfoxX1L5SZREU4zZ7BVXjVLnEnvAxXSW9qUEE2HbmhCzH3lGdOvTt6XTEiK0Gxn8U5mui/s320/2.JPG


Ranu Pane (pos 1) adalah pos awal pendakian, tempat membuat dan menyerahkan perizinan maupun administrasi pendakian Gunung Semeru. Disanalah juga kita mulai berjalan dan menopang semua peralatan pendakian, dengan doa dan semangat, perjalanan dimulai!
Berjalan setapak mengikuti jalur menuju puncak dan dikelilingi daratan-daratan tinggi serta burung-burung yang terbang bebas mengikuti setiap langkah yang kita lakukan. Terkadang terdengar suara percikan air sungai yang merupakan nyanyian abadi dialam, sangat meneduhkan hati. Terus berjalan mengelilingi bukit-bikit yang menjulang tinggi, pepohonan yang sangat rindang dan gurauan teman-teman yang selalu menjaga semangat dalam pendakian.
Sekitar 4 jam perjalanan dari Ranu Pane, sampailah kita di danau yang berada diantara bukit-bukit.Danau itu bernama Ranu Kumbolo (pos 2), danau yang berbentuk menyerupai “love”, danau yang sangat dinantikan oleh para pendaki,dikarenakan indahnya pemandangan bukit-bukit yang mengelilingi danau serta sejuknya udara danau yang membuat suasana sangat nyaman dan teduh, danau yang mempunyai air yang sangat dingin, Dipinggir danau inilah kita membuka tenda dan bermalam. Didanau ini pula sunrise dan sunset yang indah dan tidak akan terlewatkan!
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgD8Cc23pusa6xMbsP_fF45EMGcEDHHuywSinX0tCJuY0yc59FFQV6X9s-Y6PsK5cOieRUUM9wfk3beNGB-_ZkRXUgDP-eq904kahITLAb74FInvRKc04fqA-R8mNmNancsm6D3TLyVMFii/s320/4-1.JPGKeesokan harinya dilanjutkan pendakian menuju Kalimati (pos 3), sekitar 2 jam perjalanan dari Ranu Kumbolo. Disana sangat terlihat jelas puncak Mahameru yang berdiri tegak. Terdapat padang rumput yang cukup luas dan terdapat sumber air yang bernama “sumber mani”. Dikalimati kita membuka tenda kembali dan mengisi tenaga dan beristirahat.
Sekitar pukul 01.00 dini hari kita memulai pendakian ke puncak dari kalimati, dengan udara yang sangat dingin dan dibawah terang bulan, pendakian memalui jalan setapak dan melewati pos terakhir “Arcopodo”. Setelah melewati arcopodo, sampailah kita pada track pendakian pasir dengan tingkat kemiringan 70 sampai 80 derajat. Di track inilah saat-saat pendakian yang sangat berat, dibutuhkan fisik dan mental lebih. Setiap langkah naik yang kita injakan di pasir sangat berat dan kadang pasir tersebut membawa kaki kita mundur kembali. Sangat membutuhkan keseimbangan pula dalam pendakian tersebut, karena mudah sekali kita terjatuh. Perjuangan yang sangat sulit pada malam itu, dengan jurang-jurang yang setia menunggu di kanan-kiri jalur pendakian serta udara yang sangat-teramat dingin terus menusuk-nusuk tubuh. Dengan kepala tertunduk dan sesekali beristirahat, track pasir itu akan selalu setia menanti perjuangan orang-orang yang mempunyai tekad kuat.. sekitar 4 jam perjalanan sampailah pada puncak yang dinantikan!







Puncak Mahameru! Langit yang masih sangat merah dan hembusan angin yang membelaiku menjadi dingin, terus kupandangi matahari yang sedang keluar dari awan-awan merah dari atas puncak tersebut. Langit-langit merah seperti menyambutku sebelum munculnya sebagian bentuk Matahari, tak kulewatkan sedetikpun kejadian itu serta kutancapkan bendera Sang Merah Putih di puncak tertinggi di jawa tersebut. Terus kupandangi fenomena alam yang sangat kunantikan. Setelah matahari sudah mulai jauh keatas, langit-langitpun menjadi putih seperti lautan. Dan suara letusan-letusan perut gunung semeru yang menambah kepuasan hati yang sangat mendalam. Sungguh tak percaya bisa melewatkan dan mendapatkan pengalaman indah seperti ini.





https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjynop_RUPonlZ5_Y3bjpyOvT8JNxFmHkLrq1KG68N8WnCl3R8K1XV4Vh5X9Tat-w7BLYGRaC1q_TCFWxrec9tplI4jx-GyuYj8UneBZWWSpc_2Rp43x0ND9aVLqFrNeoZsUc88x03KT-gd/s320/DSCN3705.JPG



Mahameru berikan damainya di dalam batu Arcapada! Mahameru sebuah legenda tersisa, puncak abadi para dewa! Bersama sahabat mencari damai, mengasah diri mengukir cinta! Mahameru sampaikan sejuta yang kunanti!  Mahameru basahi jiwaku yang kering! 
Mahameru sadarkan angkuhnya manusia! Puncak abadi para dewa!!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENELUSURI PERUT BUMI, GOA CIKENCENG (Divisi Caving)

Spesialisasi Penelusuran Gua (Caving) Anggota Muda Harsha Pratala Angkatan 28

Penyakit berbahaya di gunung