TAKUT?? SEMUA BERUBAH SAAT DI TEBING HAWU (Divisi Rock Climbing)
Teks: HP-119 | Dok: Vegetasi Vol.5
Ekstrim,
Bahaya, Menegangkan, dan banyak respon negative saat pertama kali mendengar
kata Tebing bagi sebagian orang. Tapi tidak untuk kami Harsha Pratala (HP). Melalui lukisan karya Tuhan yang
satu ini kami mendapat pembelajaran, dan pengalaman yang berbeda dari biasanya.
Keberanian, kedisiplinan, ketahanan mental, semua diuji disini.
November
2013, kami Badan Pendidikan dan Latihan Harsha Pratala melaksanakan Pradiklat
Rock Climbing di Tebing Hawu. Tebing Hawu adalah tebing kapur yang sangat megah
berketinggian lebih kurang 100m. Adapun penamaan Hawu (bahasa Sunda yang berarti perapian yang
membentuk lubang), karena tepat di tengah tebing Hawu terdapat lengkungan alam
yang membentuk Goa Vertikal dengan diameter lebih kurang 50m, ketinggian 70m,
dan batu yang menggantung 30m.
Lokasi Tebing Hawu ini berada diantara dua kampung, kampung
Pamucatan dengan kampung Cidadap. Namun secara administratif gunung ini berada
di kawasan kampung Cidadap (RT2/RW12). Lebih tepatnya, tebing ini berada di
kawasan Desa Padalarang, Kec. Padalarang, Kab. Bandung Barat (Bukan Desa
Cipatat seperti yang diklaim pengusaha tambang).
Kami
memilih perjalanan pradiklat disini karena beragamnya jalur pemanjatan baik
untuk melakukan sport climbing maupun artificial climbing. Jalur pemanjatan di
tebing ini sepanjang hari juga sejuk dan tidak terpapar langsung oleh sinar
matahari. Cocok untuk pengenalan dasar Rock Climbing bagi siswa HP. Tingkat
kesulitan tebing ini antara grade pemanjatan 5.8 hingga ada yang mencapai grade
5.12. Menariknya, jalur-jalur pemanjatan di Tebing Hawu ini cukup panjang dan
membutuhkan energi lebih untuk menyelesaikan satu jalur pemanjatan yang ada
hingga mencapai belasan runner
(alat bantu dalam pemanjatan).
Namun semua itu akan terobati dengan keindahan pemandangan sawah dan pemandangan alam lainnya yang ada disekitar Tebing Hawu.
Dibagi ke dalam 4 kelompok, siswa HP mulai mencoba pemanjatan top rope (pemanjatan dimana tali pemanjatan sudah terpasang sebelumnya)
dan dengan seorang Belayer (orang yang mengamankan si pemanjat). Tak
terpungkiri rasa takut, ngeri, tegang semua bercampur menjadi satu dalam benak
siswa HP dan tak luput pula ada salah seorang yang menangis, dan menjerit
ketika mencoba menggenggam bongkahan-bongkahan batu yang melekat erat di Tebing
Hawu. kelenturan, kekuatan / daya tahan tubuh, kecerdikan, kerja sama team
serta ketrampilan direalisasikan semua disini. Hanya beberapa saja siswa HP
yang dapat menjangkau top rope pada Tebing ini.
Hari kedua, siswa HP juga
melakukan pemanjatan menggunakan top rope tetapi ditambah dengan materi
pembuatan jalur di tebing dimana pada saat yang lain memanjat, yang lainnya
lagi melakukan pengeboran di sisi tebing lainnya. Setelah pengalaman dihari pertama, ternyata
beberapa orang lagi dapat mencapai batas maksimal top rope kali ini.
Keberaniannya telah terpompa dihari kedua dan target pencapaiannya lebih
meningkat. Ketakutan terlihat memudar dari raut wajah para siswa HP. Semangat
terus berkobar mencoba jalur lainnya.
Itulah mengapa Tebing memberikan banyak pelajaran dan pengalaman
luar biasa. Di tempat ini kita belajar bagaimana harus tetap berjuang, konsisten untuk
menggapai puncak, istiqomah dan satu hal yang terpenting ialah bersyukur sebab
Tebing lebih mendekatkan diri pada Sang Maha Pencipta karena betapa besar
risiko kegiatan Rock Climbing ini. Sedikit saja kesalahan menyebabkan fatal
yang luar biasa. Kita bisa terjatuh dan membahayakan nyawa kita sendiri, kita
harus memotivasi diri sendiri dan harus percaya diri, percaya team dan percaya
pada alat. Disamping itu Tebing juga mengajarkan kita untuk berhati-hati, untuk
lebih berani, berani mengambil keputusan walaupun itu dalam kondisi terdesak
sekalipun. So, doing something extraordinary. Let’s go rock!
Komentar
Posting Komentar