Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2015

PRINSIP, TAHAPAN DIKLAT DAN TAHAPAN KEDEWASAAN ANGGOTA

Gambar
PRINSIP, TAHAPAN DIKLAT DAN TAHAPAN KEDEWASAAN ANGGOTA Tahun 1993 sistem penerimaan calon anggota mengalami perubahan dari model poin perjalanan menjadi sistem Diklat (pendidikan dan Latihan) . Penerimaaan cara mahasiswa yang di lengkapi dengan diktat, materi kelas dan di akhiri dengan latihan lapangan selama beberapa hari (Study Camp) PRINSIP DIKLAT Di Harsha Pratala, kami berprinsip bahwa guru yang terbaik adalah alam itu sendiri. Alam akan mengeluarkan seluruh potensi yang dimiliki seorang individu. Karena itu metode pendidikan terbaik adalah dengan mendorong anggota untuk berhadapan, berinteraksi dengan alam secara langsung. Berdasarkan hal tersebut, maka metode pendidikan yang ditempuh adalah mendorong anggota untuk “bermain” di alam bebas, sesuai dengan tahapan pengetahuan dan ketrampilan yang dimilikinya. TAHAPAN DIKLAT Dalam menyusun pendidikannya, HP memahami perkembangan anggota dalam 4 tahapan berikut ini: I. Awal/Awam; II. Aktif; I

WARNA PENDIDIKAN DAN LATIHAN

Gambar
BAGIAN II TUMBUH KEMBANG ORGANISASI DIKLAT ANGGOTA PERJALANANAN DIVISI PERJALANAN PANJANG HARSHA PRATALA WARNA PENDIDIKAN DAN LATIHAN “Our challenge isn’t so much to teach children about the natural world, but to find ways to nurture and sustain the instinctive connections they already carry.” -Terry Krautwurst- Sistem pendidikan dan latihan yang Harsha Pratala miliki saat ini, secara umum diwarnai oleh metode diklat kepencinta-alaman yang ada pada tahun 1980-1990-an. Pada era tersebut, setidaknya ada dua metode diklat kepencintalaman. Metode pertama, kami sebut metode Tanpa Intervensi, sedangkan metode kedua adalah Dengan Intervensi. Kedua metode pada dasarnya sama-sama mensyaratkan sebuah requirement/ persyaratan/rangkaian tugas yang harus dipenuhi/dilakukan/dicapai/dikuasai oleh calon anggota sebelum mereka berhak dilantik menjadi anggota. Perbedaan utama dari kedua metode ini adalah pada intervensi organisasi kepada calon

BAGIAN I, BERAWAL DARI KAMI KITA MELANJUTKAN CERITANYA

Gambar
BAGIAN I BERAWAL DARI KAMI KITA MELANJUTKAN CERITA NYA BERAWAL DARI KAMI AWALNYA: KETIKA ALAM MULAI MENYAPA - Karena tanpa alam, kita bukan apa-apa - Pembukaan AD/ART HP Cukup sulit mengingat-ingat kejadian-kejadian 25 tahun silam, tumpukan “berkas-berkas” kehidupan tak terasa mulai mengubur beberapa detil ingatan. Beruntung ada foto-foto “jadul”, dan cerita dari banyak kawan yang kembali menguak sedikit demi sedikit rangkaian kejadian. Harsha Pratala adalah sebuah wadah. Ia adalah buah dari ketakjuban dan sekumpulan pertanyaan dari rasa penasaran akan sesuatu yang selalu kita rasakan, ketika melihat gunung di kejauhan, langit sore yang berkilauan, atau lembutnya hujan yang membawa bau tanah dan harapan. Pada kejadian-kejadian seperti itu, kita tidak dapat menafikan sebuah “panggilan” untuk kembali mendengarkan apa yang ingin disampaikan oleh alam. Konon, pada masanya dahulu, manusia dan alam dapat bercakap layaknya dua sahab