WARNA PENDIDIKAN DAN LATIHAN






BAGIAN II
TUMBUH KEMBANG ORGANISASI
DIKLAT ANGGOTA
PERJALANANAN DIVISI
PERJALANAN PANJANG HARSHA PRATALA





WARNA
PENDIDIKAN
DAN LATIHAN

“Our challenge isn’t so much to
teach children about the natural
world, but to find ways to nurture
and sustain the instinctive
connections they already carry.”
-Terry Krautwurst-


Sistem pendidikan dan latihan yang Harsha Pratala miliki saat ini, secara umum diwarnai oleh metode diklat kepencinta-alaman yang ada pada tahun 1980-1990-an. Pada era tersebut, setidaknya ada dua metode diklat kepencintalaman. Metode pertama, kami sebut metode Tanpa Intervensi, sedangkan metode kedua adalah Dengan Intervensi. Kedua metode pada dasarnya sama-sama mensyaratkan sebuah requirement/ persyaratan/rangkaian tugas yang harus dipenuhi/dilakukan/dicapai/dikuasai oleh calon anggota sebelum mereka berhak dilantik menjadi anggota. Perbedaan utama dari kedua metode ini adalah pada intervensi organisasi kepada calon dalam mencapai/ melakukan/menguasai persyaratan/tugas yang diberikan tersebut.

Dalam metode pertama (tanpa intervensi) organisasi membiarkan calon mencari sendiri cara untuk memenuhi persyaratan/ menjalankan rangkaian tugas tersebut agar lulus menjadi anggota. Setelah tugas dibacakan, maka instruktur hanyalah mengamati dan menilai apa yang dilakukan oleh calon. Amat tergantung pada calon, sejauh apa ia akan berusaha memenuhi seluruh tugas /persyaratan tersebut. Jika calon tidak mencapai target pada batas waktu yang ditentukan , maka tidak ada pelantikan yang akan dilakukan. Calon dipersilakan mundur atau mengulang lagi pada periode penerimaan berikutnya. Dalam metode pertama ini, motivasi calon anggota amatlah penting, karena organisasi tidak akan “mendorong” dan menyemangati calon anggotanya untuk memenuhi persyaratan/tugas tersebut. Metode ini mirip dengan metode rekrutmen yang dilakukan oleh pasukan SAS dari Inggris. Dalam dokumentasi mengenai metode pelatihan pasukan SAS, tampak instruktur tidak memotivasi kandidat yang kelelahan atau mendorong kandidat yang lain untuk berjalan lebih cepat lagi… alih-alih, ia hanya duduk dan mengamati. Kepada kandidat yang tampak “putus harapan”, dengan santai instruktur hanya bertanya,“ … kamu akan lanjutkan , atau kamu akan menyerah…? Kepada kandidat yang menjawab “menyerah”, instruktur hanya menjawab ringan, “… letakkantas mu, dan pulanglah…”, tidak ada kata-kata lain… Dalam metode kedua (dengan intervensi) instruktur secara aktif mendorong dan memotivasi calon anggotanya untuk memenuhi persyaratan dan tugas yang ditetapkan. Dalam setiap tahapan penyelesaian tugas, motivasi dan dorongan (baik dengan lembut, ataupun dengan “pressure”) selalu diberikan. Dalam metode ini, calon yang gagal adalah calon yang memang sudah tidak dapat didorong lagi untuk maju. Metode ini mirip dengan metode rekrutmen yang dilakukan oleh pasukan SEAL dari Amerika. 

Dalam film dokumentasi mengenai pelatihan pasukan SEAL, tampak para instruktur secara keras, baik lisan maupun tindakan , mendorong kandidat untuk menyelesaikan tugas. Kandidat yang tertinggal akan mendapat tindakan lebih keras lagi agar pada akhirnya dapat bangkit dan menyusul ketinggalannya. Dalam metode ini intervensi antara organisasi dan calon anggota amatlah tinggi, calon didampingi dalam setiap tahapan. Metode diklat HP secara umum pernah memiliki masa yang lebih condong kepada metode pertama (tanpa intervensi) dan ada masa-masa ketika lebih banyak mengadopsi metode kedua (dengan intervensi). Diklat pada masa-masa awal setelah resmi berdirinya HP, antara tahun 1990 hingga 1992, tampak lebih banyak mengikuti metode tanpa intervensi ini. Dalam masa ini lama waktu seorang calon anggota baru menyelesaikan proses diklat adalah antara 1-1,5 tahun. Tak heran, jumlah anggota baru HP per tahunnya tidak lah banyak, rata-rata hanya 1-2 orang per tahun. Pada tahun 1993, metode diklat dicoba dirubah, dimana pelaksanaan diklat menjadi lebih formal dan terstruktur. Pada periode ini diklat HP lebih banyak mengacu pada metode. Dengan Intervensi. Perubahan metode ini membuat pelaksanaan diklat menjadi lebih singkat, hanya sekitar 6 bulan, dengan tahapan pelaksanaan yang semakin jelas. Hal ini berdampak pada meningkatnya jumlah anggota baru yang diterima menjadi 3-4 orang per tahun. Pada kenyataannya, tidak ada batas yang jelas kutub mana yang diacu pada saat ini. Metode diklat saat ini adalah gabungan dan modifikasi dari kedua kutub tersebut. Gambaran lebih jelas dari sistem diklat anggota HP dapat diikuti dalam bagian Sistem Diklat HP Saat Ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENELUSURI PERUT BUMI, GOA CIKENCENG (Divisi Caving)

PEMUDA PEDULI LINGKUNGAN

Spesialisasi Penelusuran Gua (Caving) Anggota Muda Harsha Pratala Angkatan 28